Selasa, 27 Desember 2011

1000 Langkah selalu dimulai dari 1 Langkah

Saya mendapat lebih banyak kepuasan dalam melihat hal - hal yang diselesaikan, daripada berfilosofi untuk membangun kastil dari pasir. Banyak yang menganggap bahwa menyelesaikan tugas mendetail tidak pantas bagi pemimpin di bisnis bergengsi, padahal menyelesaikan tugas adalah hal terpenting bagi seorang pemimpin
-Larry Bossidy (CEO Honeywell)-

Burman bekerja sebagai arsitek yang diminta menyelesaikan sebuah proyek perusahaan. Sudah 6 bulan lebih, pimpinan perusahaan melihat tidak ada perkembangan signifikan dalam kurun waktu tersebut. Akhirnya, pimpinan memutuskan meminta bantuan Mely yang berasal dari divisi public relations untuk membantu Burman. Karena dianggap mampu mengerjakan tugas yang berbau teknis dan ia pun memiliki latar belakang teknis sipil juga. 

Awalnya, Burman sedikit komplain atas keputusan itu. Ia mengganggap, yang dibutuhkan adalah seorang partner yang keseharian bergelut dalam bidang arsitek bukan malah hubungan masyarakat. Mely tidak kecewa di cap seperti itu, dia hanya bekerja seperti biasanya hanya saja dengan penyesuaian bidang. Hari berganti, tanpa banyak bicara, Mely membuktikan bahwa pendapat awal Burman itu keliru. Proyekpun berjalan sesuai rencana, dan Burman akhirnya berterima kasih atas bantuannya dan memohon maaf atas sikap awalnya tempo hari.

Ketika ditanyakan kepada Mely perihal kegigihannya mengerjakan proyek tersebut walau kesehariannya bukan berasal dari bidang arsitek, Mely hanya menjawab "saya hanya melakukannya lebih sering, mencobanya lebih banyak dan mengerjakannya lebih cepat". Yang terpenting adalah semangat dan niat yang pantang menyerah sehingga sesulit apapun proses belajar yang dihadapi, ia pasti gigih untuk memberikan yang terbaik yang bisa ia berikan. Dan baginya, lebih baik energinya disimpan untuk bekerja daripada dihabiskan untuk mengeluh, komplain dan sebagainya.

Bagi Mely, tindakan nyata lebih penting daripada dialektika yang berbau filosofis. Bukan berarti dia tidak menghargai sebuah gagasan idelisme, tapi alangkah lebih baik, jika gagasan itu dituangkan dalam tindakan nyata. Bayangkan jika seluruh manusia hanya menginginkan pergi keluar angkasa, tanpa ada tindakan nyata, maka itu hanya jadi angan - angan saja. Thomas Alfa Edison pun harus melewati 999 cara yang kurang tepat dalam menemukan bola lampu sebelum akhirnya ia menemukan lampu pijar yang bila dialiri listrik dapat menerangi seisi ruangan.

Merampungkan tugas merupakan kunci keberhasilan anda. Itu merupakan parameter yang dapat diukur manakala kita melakukan sebuah kegiatan. Tindakan dibutuhkan untuk menerjemahkan potensi alam pikiran kita (visi) kedalam dunia nyata sehingga itu tidak hanya berkutat di dalam pemikiran saja, namun dapat direalisasikan dalam kehidupan nyata. Dan dalam berproses, kadang kita menemukan sebuah kesalahan. Dari seribu langkah yang kita tempuh, tentu ada langkah pertama yang kita lakukan. Di dalamnya terkadang kita berlari kencang, kadang kita diam sejenak, melompat, terjatuh, terpeleset, mundur dan dinamika lainnya demi mencapai tujuan.

Itulah, tidak ada sebuah keajaiban tanpa tindakan nyata, Do it, dan biarkan keajaiban - keajaiban itu tercipta dengan sendirinya
Salam hangat

0 komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More