OFFICIAL WEBSITE

Official resmi Fitrah All Burman yang ingin belajar banyak tentang segala hal yang menarik untuk dipelajari dan dibagikan. Selamat menikmati

INFORMATION, COMMUNICATION DAN TECHNOLOGY

Komputer, dan segala alat bantu lainnya yang menunjang proses pembelajaran saat ini haruslah senantiasa dikembangkan agar kita tidak ketinggalan dalam hal Teknologi.

Foto bersama di Wisata Kalisoro TAWANG MANGU

Siapa bilang, belajar itu membosankan. Bersama kami, saya akan membuktikan bahwa belajar pun bisa di alam dan menyenangkan.

Kumpul Mahasiswa seluruh Indonesia, Bandung

Sebagai makhluk sosial, sudah seharusnya kita membuka cakrawala berfikir kita dengan dunia luar. Agar pola pikir kita menjadi lebih arif dan bijaksana. Dan berdiskusi dengan mahasiswa lain yang punya hobi yang sama tentu membuat kita lebih bersemangat (Tidak percaya, sayalah buktinya).

Foto Pengurus BEM FE UNS Kabinet Pergerakan 2010

Hehe, Tiba - tiba menemukan foto (masa - masa kuliah). Tak disangka, saya dahulu adalah Presiden BEM FE UNS ya, yang suka DEMO dan meneriakkan "HIDUP MAHASISWA !!!"

Jumat, 30 Desember 2011

JANGAN MENUNGGU SAMPAI BISA, BERGERAK SAJA (ACTION), UNTUK SELANJUTNYA, KITA SELESAIKAN SAMBIL JALAN

Coba bayangkan, ketika Golongan muda tidak mendesak Soekarno dan Hatta untuk segera memploklamirkan kemerdekaan, mungkin saja kita belum merdeka saat ini. Saya yakin, dalam diri Soekarno dan Hatta pastilah memiliki rasa "nanti dulu" untuk deklarasi, karena mereka memiliki banyak pertimbangan. Berbeda halnya dengan pikiran golongan muda, yang berfikir, deklarasi saja dulu, masalah selanjutnya kita pikir bersama.

Coba bayangkan apa jadinya, jika tidak ada golongan muda. Julukan "nyaris" merdeka bisa saja tersematkan manakala Penjajah Jepang yang telah kalah Perang Dunia II, tidak segera disikapi. Peluang untuk merdeka, bisa saja hilang mana kala kita terlalu lama menunggu. Sehingga momentum yang dihasilkan, terlewatkan tanpa menghasilkan apa - apa.

Memang, kita butuh perencanaan dalam memutuskan gerak langkah agar dapat menyusun kegiatan secara sistematis. Tapi menurut saya, jangan terlalu lama merencanakan. Ketika kita sudah mempunyai sebuah cita - cita, dan ada sebuah peluang untuk mewujudkan cita - cita tersebut, maka segeralah melakukan. Pasti akan ada tantangan dalam setiap peluang. Namun, yakinlah, sesuai tulisan 1000 Langkah dimulai dari 1 Langkah sudah sedikit dijelaskan bahwa LAKUKAN SAJA.

Salam hangat selalu

Kamis, 29 Desember 2011

Membuat Client - Server

Cara Membuat Jaringan Client-Server dengan 2 Komputer :
ü Alat Dan Bahan :
2 buah PC yang sudah terpasang LAN Card
2 buah kabel UTP berjenis Straight
1 buah switch
ü Langkahnya :
1. pasangkan kedua PC tersebut dengan kabel UTP, dengan urutan dari computer 1 dihubungkan ke switch, kemudian dari switch ke computer 2
2. Lakukan pemberian IP Address pada computer 1 yang bertugas sebagai server
-EX : IP : 192.168.1.1
SM : 255.255.255.0
GW : 192.168.1.10
3. Lakukan pemberian IP Address pada computer 2 yang bertugas sebagai client
-EX : IP : 192.168.1.2
SM : 255.255.255.0
GW : 192.168.1.1 (Gateway dari IP Server)
Ø Cara Melakukan Pemberian IP Address, Subnet Mask, dan Gateway :
1. Klik Start
2. Pilih Control Panel
3. Pilh Network Connections
4. Klik tombol Properties
5. Lalu sorot Internet Protocol TCP/IP
6. Klik Properties
7. Klik pilihan (use the following IP Address)
8. Lalu isi kolom IP, Subnet Mask, dan Gateway
9. Jika sudah terisi dengan benar, klik OK

2 Nama Presiden yang Lupa dicatat sejarah


     Nama yang terlupakan itu adalah Sjafruddin Prawiranegara yang menjabat presiden pada Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) dari tanggal 22 Desember 1948 hingga 13 Juli 1949. Selain Sjafruddin, presiden yang tak tercatat itu adalah Mr Assaat yang memangku sementara jabatan Presiden Republik Indonesia (RI) pada periode 27 Desember 1949 hingga 15 Agustus 1950, setelah Konferensi Meja Bundar (KMB).

     “Mungkin karena alpa, tetapi mungkin juga disengaja,” kata pengamat sejarah Muchlis Muchtar di Padang, Sumatera Barat. Muchlis menjelaskan, Sjafruddin pernah menjabat sebagai Presiden merangkap menteri pertahanan, penerangan dan luar negeri ad interim pada PDRI yang dibentuk untuk menyelamatkan pemerintahan RI. Saat itu, Belanda baru saja melancarkan agresi militer ke-2 pada 19 Desember 1948 di Ibukota RI yang saat itu berkedudukan di Yogyakarta. Belanda pun menahan Presiden dan Wakil Presiden RI, Soekarno-Hatta.

     Di sela-sela penangkapan itu, Soekarno mengirim telegram kepada Sjafruddin yang menjabat sebagai Menteri Kemakmuran RI dan tengah berada di Bukittinggi, Sumatra Barat. Kepada Sjafruddin, Soekarno meminta agar dibentuk pemerintahan darurat di Sumatera jika pemerintah tidak dapat menjalankan kewajibannya lagi.

     Sjafruddin dan tokoh-tokoh bangsa lainnya di Sumatra kemudian membentuk PDRI untuk menyelamatkan negara yang berada dalam keadaan berbahaya akibat kekosongan posisi kepala pemerintahan. Padahal, posisi itu menjadi salah satu syarat internasional untuk diakui sebagai negara. PDRI pun diproklamirkan 22 Desember 1948 di Desa Halaman, sekitar 15 Kilometer dari Payakumbuh.

     Jabatan Presiden merangkap menteri pertahanan, penerangan dan luar negeri ad interim yang diisi Sjafruddin kemudian berakhir setelah dia menyerahkan kembali mandatnya kepada Soekarno yang kembali ke Yogyakarta pada 13 Juli 1949. Riwayat PDRI pun berakhir.

     Sementara itu, Mr Assaat pernah dipercaya menjabat Pemangku sementara jabatan Presiden Republik Indonesia (RI) pada periode 27 Desember 1949 hingga 15 Agustus 1950. Jabatan itu diamanatkan kepada Mr Assaat, setelah perjanjian KMB 27 Desember 1949 memerintahkan pemerintah Belanda menyerahkan kedaulatan Indonesia kepasa pemerintahan Republik Indonesia Serikat (RIS).

     RIS merupakan negara serikat yang terdiri dari 16 negara bagian, salah satunya adalah Republik Indonesia (RI) yang saat itu dipimpin pemangku sementara jabatan Presiden, Mr Assaad. Jabatan itu diisi Mr Assaat karena Soekarno dan Hatta ditetapkan sebagai Presiden dan Wakil Presiden RIS dan pimpinan RI kosong.

     Menurut Muchlis, peran Mr Assaat saat penting karena jika RI tanpa pimpinan, berarti ada kekosongan dalam sejarah Indonesia. Jabatan Mr Assaat sebagai pemangku sementara jabatan Presiden RI, berakhir setelah Belanda dan dunia internasional mengakui kembali kedaulatan RI.

     RIS dilebur menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) pada 15 Agustus 1950. Soekarno dan Hatta kembali ditetapkan menjadi Presiden dan Wakil Presiden RI, sementara jabatan Mr Assaat sebagai pemangku sementara jabatan Presiden RI dinyatakan berakhir.


JANGAN MEMPERSULIT DIRI

Arif adalah seorang manajer pemasaran di perusahaan SAT. Dia begitu handal dan cekatan, hanya saja suatu ketika manakala dewan direksi memintanya untuk volume penjualannya ditambah secara signifikan. Arif terlihat bingung menjawab pertanyaan dewan direksi. Ia khawatir tidak dapat memenuhi target yang dibebankan manakala ia menjawab "sanggup". Ia khawatir, mesin - mesin akan hancur, karyawan pada lari manakala memenuhi permintaan sang dewan direksi.

Akhirnya ia memutuskan meminta waktu sejenak untuk berfikir sebelum memberi keputusan. Ia pulang ke rumahnya dengan muka sedikit lesu tidak seperti biasanya. Hesti yang merupakan teman wanitanya bingung melihat perubahan yang tidak biasanya diraut wajah kekasihnya itu. Arif pun bercerita tentang pengalamannya tadi saat dipanggil menghadap dewan direksi. Hesti hanya tertawa dan balik meledek Arif, "bukankah kamu suka sepakbola rif, di aplikasikan donk, jangan dinikmati saja". Mendengar ledekan sang kekasih, arif semakin sebal saja.

Melihat perubahan yang itu, Hesti mencoba menghibur dengan berkata "terkadang dalam sepakbola, kita harus bisa membedakan mana masalah yang timbul karena grogi tidak bisa mencetak gol yang berasal dari dalam diri kita, dan mana yang karena kualitas pemain lawan yang mumpuni". Mendengar nasihat itu, Arif jadi tertarik dan meminta Hesti meneruskan tanggapan dan sarannya. "Untuk bisa mengalahkan lawan, sebagai seorang striker / pemain depan, kamu harus bisa menguasai dirimu dahulu agar tidak canggung dan mampu mengeluarkan kemampuan terbaik. Pun juga setelah itu, kita juga harus siap bertanding 1 lawan 1 dengan lawan yang secara fisik dan skill lebih baik dari kita."

Mendengar penjelasan Hesti, Arif jadi paham. Seharusnya ia mampu membedakan mana masalah yang timbul karena ketakutan / ketidakmampuan dia, dan mana masalah yang timbul karena tantangan dari luar (karyawan, stok barang, mesin dll). Akhirnya malam itupun ia dapat tidur nyenyak setelah memilah - milah masalah yang dihadapinya di kantor.

Keesokan harinya, ia menghadap dewan direksi untuk memberikan jawaban. Bukan jawaban Iya dan Tidak yang ia sampaikan, melainkan hasil analisis dia mengenai kemungkinan - kemungkinan yang akan timbul dikemudian hari. Dari analisisnya, ia menyimpulkan bahwasanya terlalu beresiko tinggi menambah jumlah pemasaran. Bukan hanya karena ketidaksiapan sumber daya produk, tapi juga sumber daya manusia yang menunjang hal tersebut masih sedikit. Ditambah, produk ini belum familiar dibandingkan produk kompetitor.
Mendengar penjelasan tersebut, sang dewan direksi akhirnya mengerti dan mengucapkan terima kasih atas masukannya. Sebab, jika tetap dipaksakan untuk berproduksi masal, hasilnya belum tentu bagus untuk perusahaan. Arif merasa lega, akhirnya ia mampu mengalahkan ketakutan yang ada dalam dirinya. Diapun bergegas pulang dan menyampaikan perihal ini kepada Hesti.


Kadang, karena keterpaksaan dan kepepet, kekuatan tidak terduga kita bisa keluar
-Fitrah All Burman-

Yang saya dapatkan saat kuliah

Knowledge (Pengetahuan): Kita jadi tahu bahwa di motor ada lampu, stang kemudi, rem, gas, spion, bel. Kita juga tahu cara bagian motor itu bekerja termasuk gimana menjalankannya. Kalau kita belajar pemrograman, ya kita ngerti lah apa itu fungsi, apa itu variable, juga apa itu object, apa itu method, apa itu attribute. Kita juga diajarin banyak lagi pengetahuan, sistem basis data, rekayasa perangkat lunak, pemrograman berorientasi objek, software project management, dsb. Pokoknya yang selama ini bikin pusing itulah knowledge. Lho kenapa bikin pusing? Soalnya kampus kadang nggak imbang ngasih knowledge dan keterampilan, alias besar teori daripada praktek. Apalagi  mahasiswa  akuntansi yang besok dikompre, yah dinikmati saja :D

Skill (Keterampilan): Kita ngerti cara ngidupin motor. Supaya motor maju harus masukan gigi ke satu dan tekan gas. Kecepatan mulai tinggi masukin ke gigi dua, kalau ada halangan di depan injek rem. Kalau mau belok tekan lampu sen. Di kampus, tugas mandiri, misalnya disuruh buat kalkulator atau program deteksi bilangan prima di mata kuliah OOP itu semua untuk ngelatih keterampilan. Semakin banyak tugas, harusnya makin terampil, cuman kalau nyontek, ya makin bego aja mahasiswa Usahakan untuk mengerjakan sendiri tugas, karena tujuannya untuk melatih keterampilan kita, sayang masa depan kita kalau kita sering nyontek dalam tugas mandiri. Nah, IPK itu hanya untuk mengukur mahasiswa di level knowledge dan skill. Jadi peran IPK sebenarnya hanya sampai di sini. Nah ngga usah malu, klo IPK pas - pasan, yang penting kan keterampilan kita ngga kalah sama IPK 'dewa'.

Technique (Teknik): Ternyata keterampilan nggak cukup, karena kita perlu menguasai teknik misalnya supaya motor kecepatan tinggi nggak ngepot. Kita ngeremnya harus dari jauh dan pakai rem tangan plus rem kaki bareng. Mau belok juga harus ambil ancang-ancang, kecepatan diturunkan, baru belok. Nah kalau di kampus, karena mata kuliah banyak dan di setiap mata kuliah ada tugas coding, keterampilan bahasa Java kita jadi meningkat. Kita bisa bahasa Java kromo inggil, ngoko, eh bukan maksud saya kita jadi punya banyak teknik supaya program kita lebih rapi, program kita lebih cepat jadi, punyak teknik untuk bisa reuse code, coding jalan terus walaupun pakai notepad atau emacs, dsb.Maksudnya adalah lebih seringlah menerapkan ini dalam realita. Dan liihatlah realita yang sudah ada.

Attitude (Sikap): Wah ternyata pengetahuan, keterampilan, teknik saja nggak cukup membuat kita bisa survive di dunia. Kita perlu sikap yang baik dalam mengendarai motor. Lampu lalu lintas itu kalau merah berhenti, jangan nyelonong saja. Kalau nyalip orang juga jangan dari kiri. Hormati pengendara lain, dahulukan perempuan atau yang membawa anak-anak. Jangan asal ngebut di kampung orang, kalau nggak mau benjol tuh kepala. Sikap ini kalau di kampus, ya kalau jadi programmer jangan terus buat virus, atau ngerusak sistem orang, atau malah maling code orang Nah ini semua adalah sikap. Kampus yang hanya mengajari orang untuk punya pengetahuan, teknik dan keterampilan tanpa memperhatikan attitude (sikap) artinya mendidik orang pinter tapi sesat di jalan.

Experience (Pengalaman): Pengalaman ini seperti jam terbang. Hanya bisa kita dapatkan kalau kita pernah mengalami kejadian dan pengalaman. Contohnya, karena sering bolak-balik ke Puncak untuk jualan pisang , kita jadi ngerti banget mainin gigi supaya mesin nggak rontok meskipun naik gunung terjal nan macet. Terus juga karena rumah sering kebanjiran, kita ngerti banget lah kira-kira banjir berapa senti yang bikin motor kita nggak bisa jalan. Gimana kalau jatuh, sebaiknya posisi tubuh seperti apa yang membuat luka tidak parah. Semua kita dapatkan dari pengalaman. Pengalaman itu mahal, ya pasti karena kadang ada harga yang harus dibayar. Terus kalau di Kampus, pengalaman kan nggak ada? Hmm pengalaman itu tetap ada, kita KKN, magang, kerja paruh waktu, ngerjain TA itu adalah supaya punya pengalaman. Banyak buat project (software) yang bisa dijual, mulai belajar jualan, latih jiwa enterpreneurship adalah keharusan untuk bekal hidup di dunia IT nan ganas dan kejam.

Untuk adik-adikku mahasiswa dan mahasiswi di manapun berada, jangan cepat menyerah, nikmati pahit dan manis kehidupan kampus, jalani penuh dengan rasa tanggung jawab. Orang tua kita dan juga negeri ini menanti karya kita semua.
Salam hangat selalu

Sumber : Blog Romi Satria Wahono (dengan sedikit editan dari penulis)

Rabu, 28 Desember 2011

Menambahkan Chat Box di Blog

Menambah Chatbox di Blog

Anda adalah pemilik blog?? Masih bingung ingin menghias dengan apa?
Ini adalah salah satu jawabannya.
Dengan menggunakan chatbox pengunjung blog anda akan bisa chating secara gratis di blog anda. Caranya mudah kok ikuti saja petunjuk petunjuk ini,
Baca Bismillah, Lalu :
1. Masuk ke Sini
2. Daftarkan diri anda di situ secara gratis.
3. Klik Get your own free Cbox now!
4. Masukan data diri anda
6. Login menggunakan ID yang baru didaftarkan
7. Klik Publish
8. Copy code html tersebut
9. Login Blog anda
10. Klik layout lalu page element (Ind: Tata Letak, Edit Laman)
11. klik add gadget (Tambah Gadget)
12. Pilih HTML/Java Script
13. Copy Paste-kan code tadi, Simpan dan Selesai

Selamat Mencoba

Selasa, 27 Desember 2011

BERTANGGUNGJAWABLAH !!!

Alkisah, ada seorang calon pimpinan perusahaan yang baru menyelesaikan studynya. Ia diminta untuk segera terjun ke perusahaan setelah ia menyelesaikan masa studynya. Dan secara kebetulan, perusahaan sedang dilanda sebuah masalah pelik, kliennya tidak mau membayar tagihan pekerjaan akibat kesalahan administrasi. Padahal pekerja lapangan harus dibayar, bahan baku harus segera diselesaikan. Dan hanya karena masalah kesalahan adminstrasi, bank tidak mau mencairkan cek.

Sebut saja namanya Aru. Aru diam sejenak sambil memikirkan langkah selanjutnya. Akhirnya ia putuskan untuk mencaritau dan turun kelapangan. Dan benar saja, dokumen yang ia temukan tidak sesuai standar dalam hal penomoran berkas (sepele). Akhirnya ia menghubungi seluruh stakeholder pusat mulai dari bagian akuntansi, hrd, administrasi untuk kemudian meminta izin untuk menyelesaikan masalah ini tanpa melewati jalur birokrasi yang bertele - tele. Setelah mendapat penjelasan, akhirnya tugas ini diserahkan pada Aru.

Seminggu berjalan, bagian akuntansi tidak terlihat murung lagi. Mereka mulai ceria karena Aru berhasil membuat pemberkasan sesuai standar sehingga bank mau mencairkan uang tagihan klien dan gaji serta bahan baku proyek dapat terlunasi. Walaupun pada akhirnya, menyelesaikan bermacam tugas ini bukan merupakan tanggung jawab Aru, tapi ia memilih untuk mengambil alih tanpa diminta.

"Harga dari sebuah kesuksesan adalah TANGGUNG JAWAB"
-Winston Churcill-

Tanggung jawab adalah sebuah kata yang penuh makna dan sangat berat dilaksanakan. Mungkin kita sebisa mungkin menghindari kata itu, karena resiko yang ditimbulkan bisa sangat besar. Saya membagi tanggung jawab itu ke dalam 3 kategori :
  1. Tanggung jawab pada diri sendiri. Agar diri kita merasa aman, tentram dan damai. Kita perlu hati - hati dalam mengelola hal ini, karena berhubungan dengan aspek mental maupun fisik
  2. Tanggung jawab pada pihak yang lebih tinggi (TUHAN)
  3. Tanggung jawab pada pihak yang kita kelola (bawahan/tanggungan)
Jangan Menghindar dari tanggung jawab dan Jangan meminta tanggung jawab
Tanggung jawab / amanah merupakan sesuatu yang akan dimintai laporannya di akhir nanti. Kebanyakan kita merasa, ketika sudah mengerjakan tanggung jawab secara fisik, maka tugasnya selesai. Padahal, masih ada tanggung jawab melaporkan dan meyakinkan akan keefektifan kerja. Berfikirlah bahwa kita mempunyai sense of belonging akan sebuah tanggung jawab yang besar (perusahaan) tidak hanya bagian kita saja (unit). Cobalah untuk mengambil tanggung jawab manakala memang dirasa mampu.

Salam hangat selalu

MOTIVASI DALAM MENUJU TUJUAN

Pentingnya sebuah motivasi
Motivasi adalah salah satu faktor yang mempengaruhi keefektifan kegiatan belajar baik dibangku sekolah maupun kampus kehidupan. Motivasilah yang mendorong pelakunya ingin melakukan kegiatan belajar. Oleh karena itu, dalam proses belajar, motivasi menduduki fase pertama dibandingkan fase-fase belajar yang lain.

Begitu pula dalam Hadist arbain, dimana pada hadis pertamanya membahas tentang niat / motivasi. Ini menjadi bukti bahwasanya motivasi menempati posisi teratas dalam menentukan arah tujuan yang hendak dicapai. Dalam fase ini, mereka “harus” bersedia melibatkan diri untuk mencapai tujuan. Dan di lain pihak, seorang pembelajar juga butuh motivator yang diharapkan mampu memberikan “pencerahan” kepada mereka menggapai dan membimbing mereka agar tetap di dalam jalur..

Namun dalam perjalanan realitanya, kadang motivasi juga mengalami peningkatan dan penurunan. Dinamika semangat motivasi ini haruslah tetap dikontrol agar output dan tujuan dapat tercapai sesuai target secara efektif dan efisien.

Pengertian Motivasi Belajar
Kata motivasi berasal dari akar kata “motive” atau “motiwum” yang berarti “sebab yang menggerakkan”. Kata “motive” atau “motif” ini bila berkembang menjadi motivasi, artinya menjadi “sedang digerakkan atau telah digerakkan oleh sesuatu, dan apa yang menggerakkan itu terwujud dalam tindakan”.

Dilihat dari segi etika, motif didefinisikan sebagai pikiran-pikiran dan perasaan-perasaan yang menjadi penyebab seseorang melakukan suatu tindakan. Adapun motivasi diartikan sebagai dorongan yang menggerakkan serta mengarahkan seseorang untuk melakukan sesuatu yang berdasarkan apa yang dikehendakinya, yang tertuju kepada tujuan yang diinginkannya.

Dari sudut pandang psikologi, istilah motif dan motivasi juga terdapat sedikit perbedaan, meskipun sebenarnya dua istilah itu merupakan dua hal dalam satu kesatuan. Motif berarti daya dorong untuk untuk bertingkah laku, sedangkan motivasi adalah motif yang sudah menjadi aktif pada saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan terasa sangat mendesak.

Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa motivasi berpangkal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai daya penggerak yang ada di dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). Adapun menurut McDonald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.

Dari pengertian yang dikemukakan oleh McDonald ini mengandung tiga elemen/ciri pokok dalam motivasi itu, yakni motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi, ditandai dengan adanya feeling, dan dirangsang karena adanya tujuan. Namun pada intinya bahwa motivasi merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.

Atas pandangan ini, maka tingkah laku yang digerakkan hampir pasti memiliki keterkaitan dengan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai, baik yang bersifat pemuasan kebutuhan biologis, maupun dalam keterkaitannya dengan kebutuhan psikologis.
Menurut al Ghazali, munculnya tingkah laku psikologis manusia –yang cenderung baik dan terpuji– disebabkan oleh tiga faktor pendorong, yaitu:
  1. Kebutuhan akan penghargaan berupa pahala dan surga dari Allah; kebutuhan ini merupakan peringkat paling dasar. Dorongan atau motivasi ini biasanya dimiliki oleh orang-orang awam dan mayoritas umat manusia.
  2. Kebutuhan akan sanjungan dari Allah; kebutuhan ini termasuk kategori perngkat sedang. Motivasi ini dimiliki oleh orang-orang saleh, meskipun jumlahnya tidak banyak.
  3.  Kebutuhan akan keridloan Allah dan kedekatan dengan-Nya; motivasi ini menempati peringkat paling istimewa, seperti halnya motivasi para Nabi, shiddiqien, dan para ulama’
Berbeda dengan al Ghazali, Abraham Maslow menemukan beberapa jenis kebutuhan manusia yang bersifat hirarkhis, artinya suatu kebutuhan mulai difikirkan apabila kebutuhan yang mendahuluinya (dibawahnya) sudah terpenuhi.  Berdasarkan pemenuhan akan kebutuhan-kebutuhan tersebut itulah, menurut Maslow, setiap tingkah laku manusia dilakukan.

Semua jenis kebutuhan yang terdapat dalam diri manusia tersebut oleh Maslow digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu:
a.       Deficiency need, yaitu kebutuhan yang timbul karena kekurangan. Untuk memenuhi kebutuhan ini diperlukan bantuan orang lain. Deficiency need ini meliputi: kebutuhan jasmaniah, keamanan, memiliki dan mencintai serta harga diri.
b.      Growth need, yaitu kebutuhan untuk tumbuh. Pemenuhan kebutuhan ini tidak tergantung pada orang karena peranan kemampuan diri sendiri yang akan menentukan berhasil tidaknya seseorang memenuhi kebutuhannya. Kebutuhan ini antara lain; aktualisasi diri, mengetahui dan estetis.

Kaitannya dengan kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri peserta didik yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga diharapkan tujuan dapat tercapai. Dalam kegiatan belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar.

Menyoroti istilah motivasi dari sumber yang memberikan dorongan, maka dapat ditemukan bahwa sumber dorongan itu bisa datang dari dalam atau dari sesuatu yang menggerakkan keinginan dari luar. Sumber penggerak motivasi yang berasal dari dalam cenderung beranjak dari kebiasaan individu (yang telah berkembang secara kompleks), sedangkan motivasi yang sumber penggeraknya datang dari luar selalu disertai oleh persetujuan, kemauan, dan kehendak individu.

Fungsi Motivasi dalam Belajar
Motivasi sangat berperan dalam belajar, siswa yang dalam proses belajar mempunyai motivasi yang kuat dan jelas pasti akan tekun dan berhasil belajarnya. Makin tepat motivasi yang diberikan, makin berhasil pelajaran itu. Maka motivasi senantiasa akan menentukan intensitas usaha belajar bagi siswa. Adapun fungsi motivasi ada tiga, yaitu :
a.       Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi.
b.      Menentukan arah perbuatan yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.
c.   Menyeleksi perbuatan yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dijalankan yang serasi guna mencapai tujuan itu dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

Seorang pembelajar yang akan menghadapi ujian dengan harapan dapat lulus, tentu akan melakukan kegiatan belajar dan tidak akan menghabiskan waktunya untuk bermain atau hal lain yang melenakan, sebab tidak serasi dengan tujuan.

Selain itu ada juga fungsi lain yaitu, motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi, karena secara konseptual motivasi berkaitan dengan prestasi dan hasil belajar. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain, adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi seorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya.

Upaya dalam Menumbuhkan Motivasi Belajar
Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas bahwa motivasi merupakan faktor yang mempunyai arti penting bagi siswa. Apalah artinya bagi seorang siswa pergi ke sekolah tanpa mempunyai motivasi belajar. Bahwa diantara sebagian siswa ada yang mempunyai motivasi untuk belajar dan sebagian lain belum termotivasi untuk belajar. Seorang guru melihat perilaku siswa seperti itu, maka perlu diambil langkah-langkah untuk membangkitkan motivasi belajar siswa.

Membangkitkan motivasi belajar tidaklah mudah, guru harus dapat menggunakan berbagai macam cara untuk memotivasi belajar siswa. Cara membangkitkan motivasi belajar diantaranya adalah :
a.  Menjelaskan kepada siswa, alasan suatu bidang studi dimasukkan dalam kurikulum dan kegunaannya untuk kehidupan.
b.      Mengkaitkan materi pelajaran dengan pengalaman siswa di luar lingkungan sekolah.
c.       Menunjukkan antusias dalam mengajar bidang studi yang dipegang.
d.     Mendorong siswa untuk memandang belajar di sekolah sebagai suatu tugas yang tidak harus serba menekan, sehingga siswa mempunyai intensitas untuk belajar dan menjelaskan tugas dengan sebaik mungkin.
e.       Menciptakan iklim dan suasana dalam kelas yang sesuai dengan kebutuhan siswa.
f.       Memberikan hasil ulangan dalam waktu sesingkat mungkin.
g.      Menggunakan bentuk .bentuk kompetisi (persaingan) antar siswa.
h.      Menggunakan intensif seperti pujian, hadiah secara wajar.
Menurut Sardiman A.M, ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah. Beberpa bentuk dan cara motivasi tersebut diantaranya :
1.      Memberi angka
2.      Hadiah
3.      Saingan/kompetisi
4.      Memberi ulangan / kesempatan kedua
5.      Mengetahui hasil
6.      Pujian
7.      Hukuman
8.      Hasrat untuk belajar
9.      Minat
10.  Tujuan yang diakui.
Demikian pembahasan tentang upaya dalam menumbuhkan motivasi belajar siswa dan bentuk-bentuk motivasi yang dapat dipergunakan oleh guru agar berhasil dalam proses belajar mengajar serta dikembangkan dan diarahkan untuk dapat melahirkan hasil belajar yang bermakna bagi kehidupan siswa.

Hasil dari motivasi : Prestasi belajar
Prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata, yakni "prestasi" dan "belajar", mempunyai arti yang berbeda. Untuk memahami lebih jauh tentang pengertian prestasi belajar, peneliti menjabarkan makna dari kedua kata tersebut.

Prestasi adalah suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara individual atau kelompok. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang dimaksud dengan prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan dan sebagainya). Sedangkan Saiful Bahri Djamarah dalam bukunya Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru,yang mengutip dari Mas'ud Hasan Abdul Qahar, bahwa prestasi adalah apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja. Dalam buku yang sama Nasrun Harahap, berpendapat bahwa prestasi adalah "penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan siswa berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada siswa.

Dari pengertian di atas bahwa prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan seseorang atau kelompok yang telah dikerjakan, diciptakan dan menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan bekerja. Selanjutnya pengertian belajar, untuk memahami pengertian tentang belajar berikut dikemukakan beberapa pengertian belajar diantaranya :

Menurut Slameto, dalam bukunya Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya bahwa belajar ialah "Suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Muhibbinsyah, menambahkan dalam bukunya Psikologi Belajar, bahwa belajar adalah "tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatife menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif".

James O. Whitaker yang dikutip oleh Wasty Soemanto, dalam bukunya Psikologi Pendidikan, memberikan definisi bahwa belajar adalah "proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan dan pengalaman".

Berdasarkan beberapa pendapat di atas bahwa belajar merupakan kegiatan yang dilakukan secara sadar dan rutin pada seseorang sehingga akan mengalami perubahan secara individu baik pengetahuan, keterampilan, sikap dan tingkah laku yang dihasilkan dari proses latihan dan pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

Adapun pengertian prestasi belajar dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah "penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.

Dalam hal ini prestasi belajar merupakan suatu kemajuan dalam perkembangan siswa setelah ia mengikuti kegiatan belajar dalam waktu tertentu. Seluruh pengetahuan, keterampilan, kecakapan dan perilaku individu terbentuk dan berkembang melalui proses belajar.

Jadi prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa selama berlangsungnya proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu, umumnya prestasi belajar dalam sekolah berbentuk pemberian nilai (angka) dari guru kepada siswa sebagai indikasi sejauhmana siswa telah menguasai materi pelajaran yang disampaikannya, biasanya prestasi belajar ini dinyatakan dengan angka, huruf, atau kalimat dan terdapat dalam periode tertentu.

Berangkat dari sini, maka dapat dikatakan bahwa motivasi untuk mencapai prestasi terbagi menjadi dua, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ektrinsik.
1.      Motivasi Intrinsik
Jenis motivasi ini timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dorongan orang lain, tetapi atas dasar kemauan sendiri, untuk melakukan sesuatu. Seperti  seorang peserta didik yang gemar membaca, maka ia tidak perlu disuruh-suruh untuk membaca karena membaca tidak hanya menjadi aktifitas kesenangannya, tetapi bisa jadi telah menjadi kebutuhannya.

Dalam proses belajar, motivasi intrinsik ini memiliki pengaruh yang lebih efektif karena motivasi intrinsik relatif lebih lama dan tidak tergantung pada motivasi dari luar (ekstrinsik). Meskipun demikian, ketika motif intrinsik tidak cukup potensial pada peserta didik, maka pendidik perlu menyiasati hadirnya motif-motif ekstrinsik.

Menurut Arden N. Frandsen, yang termasuk dalam motivasi intrinsik untuk belajar anatara lain adalah:
a.       Dorongan ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas;
b.      Adanya sifat positif dan kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk maju;
c.   Adanya keinginan untuk mencapai prestasi sehingga mendapat dukungan dari orang-orang penting, misalnya orang tua, saudara, guru, atau teman-teman, dan lain sebagainya;
d.    Adanya kebutuhan untuk menguasai ilmu atau pengetahuan yang berguna bagi dirinya, dan lain-lain.

2.      Motivasi Ekstrinsik.
Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan keadaan demikian peserta didik mau melakukan sesuatu atau belajar.

Motivasi ekstrinsik ini mutlak diperlukan bagi peserta didik yang tidak ada motivasi di dalam dirinya. Di sini peran dari orang tua, guru, masyarakat serta lingkungan sekitar peserta didik harus memberi respons yang positif bagi peserta didik, sebab jika tidak akan mempengaruhi semangat belajar peserta didik menjadi lemah. Adapun yang termasuk ke dalam motivasi ekstrinsik adalah pujian, peraturan, tata tertib, teladan guru, orang tua, dan lain sebagainya.

Namun demikian, biasanya motivasi ekstrinsik ini tidak bertahan lama, sebab bila umpan-umpan untuk memotivasi masih menarik, maka kegiatan masih tetap berjalan, namun tidak selamanya seorang guru –dan juga orang tua maupun lingkunngan sekitarnya– mampu terus mengumpan peserta didik untuk dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itulah meskipun telah digunakan beberapa metode dalam mengajar masih ada anak yang belum mampu mengikuti proses belajar secara maksimal.


Dari sini dapat dipahami bahwa kekurangan atau ketiadaan motivasi, baik yang bersifat internal maupun eksternal, akan menyebabkan kurang bersemangatnya peserta didik dalam melakukan proses pembelajaran materi-materi pelajaran baik di sekolah maupun di rumah.

Dalam perspektif kognitif, dari kedua jenis motivasi tersebut di atas, motivasi yang lebih signifikan bagi peserta didik adalah motivasi intrinsik karena lebih murni dan langgeng serta tidak bergantung pada dorongan atau pengaruh orang lain. Dorongan mencapai prestasi dan dorongan memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk masa depan, misalnya, memberi pengaruh lebih kuat dan relatif lebih langgeng dibandingkan dengan dorongan hadiah atau dorongan “keharusan” dari orang tua dan guru.

Manusia (Pemuda) dan tanggung jawabnya
Manusia adalah makhluk paling mulia yang diciptakan oleh Allah SWT, yang berbeda dari makhluk lain. Perbedaan tersebut karena manusia diciptakan dengan berbagai potensi yang melebihi makhluk lain, seperti yang terdapat dalam surat Asy syam : 8 seperti akal, jasad dan hati. Untuk kemudian mereka diserahi ALLAH SWT untuk mengelola bumi dan sumber daya yang ada di dalamnya. Dalam Firman Allah dalam Al-Quran Surat Al-Isra: 70

Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan (QS. Al-Isra: 70)

Manusia sebagai makhluk yang paling mulia sebagaimana tersebut tidak akan menjadi mulia begitu saja, akan tetapi harus ada yang membina, memimpin dan mengarahkannya. Perbuatan itu adalah proses belajar dalam suatu lembaga pendidikan formal maupun informal (universitas kehidupan).

Hendaklah hanya pada ALLAH SWT saja kita menuju
Orientasi atau tujuan yang menjadi motivasi kita dalam menggapai cita adalah sebuah kekuatan yang dahsyat yang mampu membimbing kita untuk mewujudkannya. Disinilah letak pentingnya memilih tujuan itu. Jangan sampai hasil kerja keras kita sia – sia dan misorientasi saat dalam perjalanan sehingga waktu yang telah kita habiskan serasa percuma.

Sebagai seorang muslim, hendaklah kita menjadikan Qur’an dan Sunnah sebagai buku petunjuk. Dan menjadikan Rabb kita sebagai tujuan segala aktivitas kita. Memang benar, bekerja dengan mengharap pamrih sebaiknya dihindari. Tapi terhadap Dzat yang Maha kaya, kenapa kita tidak meminta pamrih berupa keinginan dan kebutuhan kita. Dan semuanya sekarang kembali kepada diri kita sendiri. Kita sudah dibekali kemampuan, sudah diberi fasilitas. Maka selanjutnya, hanya kita sendiri yang menentukan keberhasilan kita. Oleh karena itu, sertakanlah selalu Dzat yang Maha pemberi putunjuk agar kita tersesat

Waallahualam
Source : Dari berbagai sumber

Artikel ini dibuat untuk mengikuti lomba artikel Himpunan Mahasiswa Kebidanan STIKES Aisiyah Jogjakarta
Alhamdulillah, dapet peringkat 3

Wirausaha versi otak kanan dan otak kiri (Karyawan vs Entrepreneur)

Pembukaan

Setiap manusia adalah makhluk yang unik. Setiap orang punya cara tersendiri untuk meraih kemenangan. Jangan ada yang merasa paling benar, karena kebenaran absolute hanya milik Tuhan. Manusia hanya dihadapkan pada sebuah pilihan yang merupakan hak preogratif masing – masing dalam mengambil keputusan. Tentu hal tersebut akan dibarengi dengan konsekuensi yang harus ditanggung.

Saya memang belum menjadi seorang ahli di bidang ini, bahkan masih jauh dari sebutan wirausaha atau entrepreneur sukses. Walaupun begitu, melalui tulisan ini saya ingin bercerita pengalaman, inspirasi, pendapat pribadi dan segala hal tentang wirausaha versi saya kepada anda. Jadi bila ada kesamaan cerita atau apapun, ini bukan disebabkan adanya unsur kesengajaan tapi hanya kebetulan. Semoga menginspirasi

Dari literature yang sering saya baca, wirausaha berasal dari 2 kata yaitu wira dan usaha. Wira sendiri artinya pejuang, manusia unggul, seorang teladan. Usaha artinya berbuat, bekerja, beraktivitas, melakukan kegiatan. Jadi wirausaha dapat diartikan sebagai orang yang melakukan aktivitas dengan segala kemampuan yang ia miliki. Jadi menurut saya, karyawan pun dapat dikatagorikan sebagai wirausaha bila menggunakan pengertian diatas. Hanya saja, tetap ada perbedaan antara wirausaha karyawan dan wirausaha entrepreneur. Walaupun keduanya tetap penting dalam menunjang proses survive manusia dalam menjalani hidup.

Lalu, kenapa wirausaha dirasa penting. Karena bagi saya, berwirausaha memiliki cakupan tersendiri tentang kepuasan pribadi dimana ia mampu menciptakan kemandirian secara personal baik dalam hal finansial, pola pikir, perilaku dan lain – lain. Pertanyaan yang kemudian timbul, apakah hanya mereka yang berprofesi sebagai pedagang saja yang berhak menyebut dirinya wirausaha. Maka akan saya jawab : TIDAK. Sesuai dengan pengertian yang saya jabarkan di awal tadi, bahwa wirausaha memiliki arti yang luas, tidak hanya sebatas profesi.

Saya akan membatasi tulisan ini di area pola pikir. Saya yakin, sudah banyak tulisan dari peserta lomba artikel ini yang menuliskan tentang contoh teknis berupa ide bisnis dan lain sebagainya khususnya untuk mahasiswa. Saya juga akan menyebutkan contohnya diakhir tulisan saya, tetapi karena tema yang diusung adalah tentang wirausaha bagi mahasiswa, maka saya akan menambahkan beberapa hal tentang arti penting pola pikir dan mental yang harus dibangun seorang wirausaha agar bisa membedakan, mana wirausaha karyawan, mana wirausaha entrepreneur.

Semua pihak pasti setuju, bahwa seorang wirausaha pastilah memiliki visi dan tujuan yang jelas, mental / keinginan kuat, berani mengambil resiko, inovatif dan kreatif. Apalagi bila ditunjang dengan sikap disiplin, jujur dan berkomitmen, saya rasa kesuksesan hanya tinggal menunggu waktu. Sebab, mereka telah memiliki embrio untuk sukses sehingga hanya perlu konsistensi agar cita – cita yang diimpikan dapat terwujud. Pola pikir / paradigma inilah yang harus dibangun terlebih dahulu.

Yang harus anda kenali terlebih dahulu adalah diri anda sendiri. Setelah dirasa mampu mengontrol diri, maka tahap selanjutnya adalah kenali lingkungan dan medan. Jangan takut salah dalam belajar, karena dengan kesalahan, kita jadi tahu seperti apa hal yang benar itu. Inilah kesamaan sifat dari 2 macam golongan wirausaha tersebut, berani mengambil kegagalan, walaupun dengan kadar yang berbeda antara penggiat otak kiri dan otak kanan.

Biasanya untuk hal tersebut, para wirausaha otak kiri (karyawan) lebih mengedepankan aspek keamanan, jaminan pendapatan, dan resiko yang lebih save dibanding mereka yang mengambil jalan sebagai wirausaha otak kanan (entrepreneur). Dalam sudut pandang saya, seorang wirausaha otak kiri cenderung puas dengan Capital Gain sedangkan wirausaha entrepreneur lebih menggunakan pendekatan Cash Flow.

Capital Gain menurut bahasa akuntansi adalah selisih untung antara barang investasi yang dahulu dibeli dengan harga jual saat ini. Sedangkan untuk Cash Flow maksudnya aliran kas terus menerus bekerja. Dalam bahasa yang lebih sederhana, Capital Gain dan Cash Flow bisa diibaratkan sebagai peternakan sapi. Capital Gain adalah sapi potong dan Cash Flow adalah sapi perah. Sama – sama peternakan sapi. Ada yang langsung jual dagingnya saja sehingga keuntungannya dapat segera terasa bersama dengan kembalinya modal (Capital Gain), ada juga yang hanya memerah susu sapi, tanpa berniat langsung menjual dagingnya, dan menanggu resiko sapi itu mati dimakan usia (Cash Flow).

Otak kiri vs otak kanan
Tahun 1810, Joseph Gall telah menemukan bahwa pusat pikiran dan perasaan berada di otak, bukan di hati (dalam arti sebenarnya) ataupun di jantung. Sejak 1930, para pakar meyakini bahwa otak kiri adalah otak rasional yang terkait dengan kecerdasan intelektual (IQ) sedangkan otak kanan adalah otak emosi yang berhubungan dengan kecerdasan emosional (EQ). Dan taukah anda, bahwa kreativitas terlahir di dalam otak kanan, kemampuan berkreasi hingga self motivated juga berasal dari sana. Menurut Thomas Friedman, seorang penulis yang dianugrahi penghargaan Pulitzer mengatakan, “Apabila anda ingin mengasah otak kanan anda, maka lakukanlah sesuatu yang anda cintai”. Biasanya, golongan kanan bekerja karena panggilan jiwa sedangkan golongan kiri bekerja karena panggilan kerja.

Ketika Pendidikan Dipertanyakan
Tragisnya, pendidikan konvensional yang sedang dan sudah kita lewati mulai dari Sekolah dasar hingga perkuliahan selalu dan terlalu memanjakan dan mengasah otak kiri (intelektualitas). Silahkan anda tengok kembali bila tidak percaya, berapa persen pelajaran kewirausahaan dibanding total semua pelajaran. Tidak sampai 20 persen, maka tak jarang lulusannya hanya berorientasi pada keinginan kaum otak kiri yaitu karyawan. Dan para kaum minoritas otak kanan kadang seringkali berfikiran berbeda 180 derajat dengan kaum otak kanan. Mereka terbiasa menggunakan kreativitas, imajinasi, intuisi dan implusif dalam bekerja yang sering di cap sinting atau gila oleh kaum mayoritas.

Konfusius pernah berkata, sebuah gambar lebih bermakna daripada 1000 kata. Albert enstein berpendapat bahwa imajinasi lebih berharga daripada ilmu pengetahuan. Dari kedua pakar itu saja dapat disimpulkan bahwa imajinasi dan kreativitas lebih baik ketimbang kebiasaan yang dilakukan mayoritas orang. Maka jangan heran, keajaiban sering dihasilkan oleh mereka yang berfikir hal yang bagi kebanyakan orang mustahil dilakukan. Siapa sangka, Enstein berhasil menemukan rumus atom (e=mc2). Mark Zukenberg memiliki gagasan ingin mengalirkan informasi ke seluruh dunia, akhirnya terciptalah facebook atau Bill Gates yang lebih memilih men-DO-kan diri dari Harvard demi mewujudkan impiannya.

Siapa bilang Golongan otak kanan itu miskin
Sudah banyak contoh individu yang menginspirasikan kita, bahwa pola pikir mengedepankan otak kanan dengan dikombinasikan sifat – sifat pemenang (disiplin, integritas, kompeten, ulet) pasti bisa menghasilkan kemakmuran. Dan tidak ada jaminan 100 % setelah lulus kuliah, ada pekerjaan yang kita idam – idamkan dapat diperoleh. Tapi saya berani jamin, bila anda menjadi wirausaha otak kanan (entrepreneur) anda akan senantiasa menikmati dan mencintai pekerjaan anda. Karena anda melakukan hal tersebut atas dasar kesadaran dalam memilih tujuan dan pilihan pekerjaan.

Silahkan anda membuat list orang terkaya di dunia, siapa di urutan pertama. Pengusaha pastinya, bukan karyawan. Ada istilah menarik mengenai istilah golongan otak kanan (entrepreneur) yaitu right yang berasal dari terjemahan kata kanan dalam bahasa inggris. Makna right dalam arti lainnya bisa berarti benar, dan left (kiri) bisa diartikan ketinggalan. Percaya tidak percaya, silahkan buka kamus anda. Jadi, mengapa masih berfikir dua kali untuk memilih bergabung dengan golongan otak kanan.

Golongan kanan dalam menghasilkan (cocok untuk mahasiswa): Silaturahmi
Seperti yang telah saya sampaikan diatas, golongan otak kanan senantiasa menggunakan kreativitas, intuisi dan imajinasi yang dikombinasikan dengan kebiasaan sukses. Berikut adalah tips sukses dari mentor saya yang juga telah sebagian saya kerjakan manakala mewujudkan kemandirian finansial saat menjadi mahasiswa menggunakan jalan golongan otak kanan –The way of the right man-

  1. Menulis dan ikut lomba – lomba penulisan. Tentunya kita harus bergabung dalam sebuah komunitas atau organisasi karena biasanya panitia penyelenggara menyampaikan informasi tersebut lewat organisasi. Dan saya setuju, organisasi dapat meningkatkan kemampuan otak kanan (softskill) kita yang tidak diajarkan di kelas.
  2. Bergabung atau membuat lembaga bimbingan belajar. Inilah salah satu keutamaan silaturahmi yang saya dapatkan di organisasi, dimana kita terbiasa menghadapi banyak orang. Dan masalah mengajar, pada dasarnya, kita semua mampu.
  3. Makelar. Ini cara mudah, yaitu dengan mempertemukan 2 pihak yang saling membutuhkan. Kekuatan jaringan dan sensitivitas menangkap informasi sangat dibutuhkan disini. Jadi, beruntunglah mereka yang senantiasa menjaga silaturahmi dengan orang lain. Bisa memakelari fotokopi, hape, jasa hingga tanah. Semua bisa asal ada kemauan dari kita.
  4. Bangun kerajaan bisnis. Setelah kita malang melintang sehingga berpengalaman, kita bisa membuat proposal dan mengajak beberapa rekan yang siap berkontribusi mewujudkan cita – cita bersama. Secara tidak langsung, impian kita akan terwujud sekaligus membuka lapangan kerja baru. Dan lagi – lagi, tanpa silaturahmi, sepertinya hal ini mustahil.

Nb : Artikel ini dibuat untuk mengikuti Lomba Battle of Article HMJ Akuntansi FE UNS 2011
(Alhamdulillah, jadi juara I, Check aja di www.hmjafeuns.com)

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More