Minggu, 08 Januari 2012

Roda Bob Sadino

Dimana bumi dipijak, disitu langit di junjung. Sebuah pribahasa yang menggambarkan bagaimana kita harus senantiasa beradaptasi dengan perubahan. Baik yang sifatnya dari dalam diri kita, maupun ekternal diri kita. Seperti janji saya terdahulu, saat ini kita akan membahas mengenai Roda Bob Sadino. Terdapat 4 kuadran disana yang merepresentasikan pengalaman entrepreneur beliau. Dimulai dari Tau lalu Bisa, kemudian Terampil dan terakhir Ahli.

Pada Prinsipnya, Roda Bob Sadino (RBS) menggambarkan perputaran kehidupan seseorang yang di dalamnya terdapat proses pembelajaran berupa dialektika dan sistesis antara teori dan praktik yang menggambarkan tingkat kemampuan. Konsep ini digambarkan dalam sebuah lingkaran roda. Mari kita urai 1 per 1 arti dari keempat kuadran tersebut.

Kuadran Tahu, digunakan untuk menggambarkan proses belajar di sekolah pada umumnya. Kuadran ini juga biasa di sebut kuadran kampus dimana disanalah mereka mengenal berbagai macam teori sampai memperoleh gelar sarjana. Apalagi di era informasi sekarang ini, para akademisi yang memiliki kelebihan informasi akan memperoleh kepintaran terlebih dahulu. Kelemahan utama kuadran ini adalah, mereka belum terjun langsung ke masyarakat. Pengetahuan yang mereka dapat hanya sebatas teori kolot ratusan tahun yang mana belum tentu cocok di aplikasikan di suatu lingkungan masyarakat tertentu. Dari sisi teori, mereka disebut kompeten.

Kuadran Bisa, Ini biasa disebut kuadran masyarakat / jalanan. Kuadran ini menggambarkan bahwa orang yang tidak sekolah sekalipun dapat mengerjakan suatu pekerjaan dalam bidangnya. Sebab mereka memang tidak peduli dengan dialektika teori apalagi menguasai teori. Yang ada di pikiran mereka hanya melakukan tindakan dan praktik (just do it). Wilayah mereka adalah dunia praktik, walau kadang hasilnya belum tentu bisa di tebak. Kadang benar, kadang salah. Dan melalui pengalaman belajar tersebutlah, mereka mendapatkan sebuah pelajaran. Sebagai contoh, menembak. Awalnya mungkin meleset, lama - lama pasti melesat :). Dari sisi praktis, kuadran ini disebut kompeten.

Kuadran Terampil, Ini didapatkan setelah ia telah lama berkutat dalam kuadran bisa sehingga dalam dirinya menemukan formula yang tepat untuk mengerjakan hal tersebut. Hanya saja, mungkin formula tersebut hanya cocok bagi dirinya sendiri, belum tentu cocok bila di aplikasikan ke orang lain.

Terakhir, kuadran Ahli. Kuadran ini disebut juga profesional dalam konteks, adanya pengakuan pihak lain akan pengalaman dan kompetensinya.

Salam hangat selalu,

0 komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More